WASPADA DAN HATI-HATI ADA LAGI AJARAN SEKTE SESAT YANG DILAKUKAN OLEH MURTADIN JARINGAN ISLAM LIBERAL!!!!!
NAUZUBILLAHIMINZALIK!!!!
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
WASPADA: Ajaran KOS (Kristen Ortodok Syiria) & Jangan Tertipu
Dengan Pakaian, Cara Beribadah, Simbol-Simbol, Yang Mirip Dengan ISLAM
KOS ( Kristen Ortodoks Syiria ) merupakan salah satu sekte aliran
kristen yang ajarannya sangat persis dengan Islam dari cara
berpakaiannya yang memakai peci/kopiah, baju koko, sajadah dan juga
jilbab. Terlebih lagi dalam cara beribadahnya, ajaran ini mengenal
sholat dengan 7 waktu, yaitu:
■Sa’atul awwal (shubuh),
■Sa’atuts tsalis (dhuha),
■Sa’atus sadis (Zhuhur),
■Sa’atut tis’ah (ashar),
■Sa’atul ghurub (maghrib),
■Sa’atun naum (Isya’),
■dan Sa’atul layl (tengah malam/tahajud).
Selain shalat, KOS juga memiliki pokok-pokok syari’at yang mirip dengan Islam, seperti:
1. KOS berpuasa 40 hari yang disebut shaumil kabir yang mirip puasa ramadhan
2. KOS memiliki puasa sunnah di hari Rabu dan Jum’at yang mirip dg Puasa Sunnah senin dan kamis
3. KOS mewajibkan jama’ahnya berzakat 10% dari penghasilan kotor (bruto)
4. Kalangan perempuan KOS juga diwajibkan mengenakan Jilbab & jubah yang menutup aurat hingga mata kaki
5. Pengajian KOS juga menggunakan tikar/karpet (lesehan), layaknya umat Islam mengadakan pengajian
6. Mengadakan acara Musabaqoh Tilawatil Injil dengan menggunakan Alkitab berbahasa Arab
7. Mengadakan acara rawi dan shalawatan ala KOS mirip apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslim
8. Mengadakan acara Nasyid, bahkan sekarang sudah ada Nasyid “Amin
Albarokah“ & Qasidah Kristen (dengan lirik yang mengandung ajaran
Kristen berbahasa Arab)
Meski terlihat sangat santun dan membiasakan berbahasa Arab (Ana,
Antum, Syukron, dsb), tetapi mereka tetaplah Kristen. Kitab suci mereka
tetap saja Alkitab, dan mereka tetap menuhankan Yesus dalam Trinitas.
Hanya metodologi da’wah yang menyerupai umat Islam karena KOS berasal
dari Syria. KOS tidak memakai 12 syahadat Iman Rasuli umat Kristen,
sebagai gantinya mereka memakai ”Qanun al-Iman al-Muqaddas”. Penggunaan
istilah islam sangat sering dijumpai, seperti ”Sayyidina Isa Almasih”
untuk penyebutan Yesus. Mereka juga memakai Injil berbahasa Arab
(Alkitab AlMuqaddas).
Meskipun ajaran KOS dg ajaran Islam sangat mirip dalam pelaksanaannya,
akan tetapi KOS dan Islam sangat jauh berbeda dari segi Tauhid atau
keyakinan. Prinsip ajaran KOS masih berputar sekitar masalah trinitas,
yaitu mengakui adanya Tuhan bapak, Tuhan anak dan Ruh kudus. Dan juga
Yesus peranakan Maria, memiliki sifat insaniyah (sifat seperti manusia):
tidak tahu musim, (Mar 11: 13), lemah (Yoh 5:30), takut (Mat 26:37),
bersedih (Mat 26:38), menangis (Yoh 11:35), tidur (Mat 8:24), lapar (Mat
4:2), haus (Yoh 19:28),dsb.
Perbedaan Prinsip ajaran Islam dengan KOS (Kristen Ortodoks Syiria):
Tauhid yang diajarkan Islam bertentangan dengan KOS. Islam menolak
ketuhanan Yesus (Qs. Al Maaidah 72), sedangkan KOS mengakui Yesus
sebagai Tuhan.
Islam berkeyakinan bahwa Tuhan itu tidak punya Ayah dan Ibu (Qs. Al
Ikhlash 3), sedangkan KOS memiliki keyakinan , yaitu mengakui adanya
Tuhan bapak, tuhan anak dan Ruh Kudus. Dan bahwa Maria adalah Walidatul
ilah (Ibu Tuhan).
Islam memegang teguh kesucian nama dan sifat Allah: Allah tidak beranak
dan tidak diperanakkan, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuat, Mha Melihat,
Tidak tidur dan tidak serupa dg makhluk-Nya,dsb.. (sangat banyak ayat
Al-Qur’an yg menyatakan sifat-sifat Agung bagi Allah) sementara KOS
tidak kuasa membendung kekurangan-kekurangan dalam sifat kemanusiaan
Yesus yang tertulis dalam Alkitab.
Walaupun jika ditinjau dari tauhid dan keyakinan, kita dapat mengetahui
kalau KOS bukanlah ajaran Islam tapi ajaran ini sangat harus kita
waspadai karena tampak luarnya dia mirip dengan seorang Islam yang
memakai peci baju koko, berjilbab serta puasa dan shalat dan juga
nasyid berbahasa Arab tetapi mengandung ajaran kristen dan
mengangungkan yesus yang mereka anggap sebagai tuhan.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ
أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
“Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya
mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu dengan tangannya maka
dengan lisannya. Dan jika tidak mampu dengan lisannya maka dengan
hatinya, itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim, no. 78, dari shahabat
Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu)
“Hendaknya engkau tinggalkan semua kelompok-kelompok (yang menyeru
kepada kesesatan) itu, walaupun engkau terpaksa harus menggigit akar
pohon, sampai kematian mendatangimu dan engkau dalam keadaan seperti
itu”. [Riwayat Al-Bukhari No. 3338 dan Muslim No. 3834, dengan lafadz
Muslim].
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا
يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي
مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan kesalahan-kesalahanku
sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah,
bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari
kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan salju.” (HR. Al-Bukhari no.
744 dan Muslim no. 598 dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu)
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata:
“Riwayat yang paling shahih (dari doa-doa istiftah) adalah hadits Abu
Hurairah yang telah disebutkan (di atas, red).” (Nailul Authar, 2/11)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur,
siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
"Orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap
di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan
tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di
bawah kaki gunung yang siap menimpanya". (HR. Al-BUkhari)
Imam al Auza'i rahimahullah (wafat 157H) berkata :“Hendaklah kamu
berpegang kepada atsar Salafush Shalih meskipun orang-orang menolaknya
dan jauhkanlah diri kamu dari pendapat orang meskipun ia hiasi
pendapatnya dengan perkataannya yang indah.” [Imam al-Aajury dalam
as-Syariah I/445 no. 127, dishahihkan oleh al-Albany dalam Mukhtashar
al-Uluw lil Imam adz-Dzahaby hal. 138, Siyar Alaam an-Nubalaa VII/120.]
Subhaanaka Allahumma wa Bihamdika, Asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaaih
Taqabbal da’wana ya Mujibas sailin. Wallahu ta‘ala a’lam bish-shawab.
Wallahul Muwaffiq wal Hadi ila aqwamit thariq.
Sumber :
Berbagai sumber
Islam Kaffah
HASANAH ORTODOKS SYRIA [Kristen Ortodoks Syria Dimata Pengikutnya]
Henney Sumali, SH (37)
Alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya [1988] ini Ketua
KOS Surabaya. pria dibesarkan dari lingkungan keluarga
Kristen-Protestan ini mengaku, tertarik dengan KOS baru setahun lalu
[1998]. Berikut kisahnya:
Sejak kecil saya hidup dalam keluarga penganut Kristen-Protestan yang
taat. Namun, saya masih ingin mengembarakan naluri beragama saya itu.
Hanya satu yang saya tuju, mencari kepastian dalam menuju keselamatan
hidup dunia-akhirat. Bertahun-tahun lamanya, tapi belum juga ditemukan
kecocokan. Hingga kuliah, belum juga ketemu.
Pada suatu ketika dalam suatu pertemuan di Surabaya, tepatnya Mei 1998,
saya bertemu dengan Mas Bambang Noorsena, SH. Dari perbincangan dengan
Mas Bambang itu, kemudian berlanjut dengan saya datang ke rumahnya, di
kawasan Jalan Supriadi di Malang. Dari situlah terjadi dialog teologi.
Mas Bambang banyak cerita tentang Kanisah Ortodoks Syria (KOS) dan
pengalaman spiritualnya sebelum (Bambang sebelumnya penganut
Kristen-Protestan) dan sesudah mempelajari KOS di Timur Tengah.
Dari situ, saya menjadi tertarik. Karena menurut saya, sekalipun
Kristen-Protestan yang selama ini saya peluk merupakan rumpun agama
samawi, namun belum saya temukan kepastian iman. Tapi, di KOS saya
seakan menjadi terbuka dan menemukan ikhwal kepastian dalam menuju
kehidupan dunia akhirat. Saya juga menemukan hakikat iman yang selama
ini saya cari. Bahwa Isa al-Masih &emdash;yang menurut pemeluk
Kristen-Protestan disebut Yesus adalah anak Tuhan&emdash; dihadirkan
ke dunia, menurut KOS dipahami sebagai Nuzul Tuhan (penyampai firman
Tuhan). Tuhan itu Esa. Tidak sama atau tidak bisa disamakan dengan
makhluk. Karena kalau Tuhan sama dengan makhluk. Berarti bisa fana
(binasa). Saya memahami Isa al-Masih itu, tidak berbeda halnya dengan
Nabi Muhammad dalam Islam. Muhammad dihadirkan ke dunia sebagai
penyampai firman Tuhan.
Saya tidak beragama Islam. Tapi, saya menemukan “islam” dalam KOS.
Bahwa, apa yang saya yakini dan lakukan sehari-hari sebetulnya sudah
inheren dengan “islam” (KOS memakai nama islam dengan huruf “i” kecil,
sebab kalau “I” besar itu identik dengan “Dienul Islam” yang dibawa
Nabi Muhammad saw). Karena hakikat “islam,” dalam KOS, artinya:
berserah diri pada Allah. Jadi, apa yang saya jalani ini tidak lepas
dari tuntutan.
Joko, peserta pengajian KOS Jakarta
Lelaki yang dulunya hidup dalam keluarga beragama Islam ini sempat tiga
kali pindah agama, terakhir tertarik dengan KOS. Berikut kisahnya:
Pada awalnya, saya seringkali mengikuti pengajian Mas Bambang Noorsena
secara rutin sebulan sekali di Hotel Sahid, Jakarta. Saya bersama
sekitar 400-an orang ikut pengajian Mas Bambang. Menurut perkiraan saya,
jamaah pengajian itu sekitar 60% pesertanya dari kalangan Islam.
Seperti biasa, setiapkali pengajian terlebih dulu diawali dengan shalat
naum (mirip shalat maghrib, karena dilakukan selepas maghrib). Usai
shalat, dilanjutkan dengan Tilawatil Injil dan disambung dengan ceramah
yang disampaikan Mas Bambang. Sebelum berakhir, juga diselingi
tanya-jawab.
Sebelum menjadi peserta kajian KOS ini, saya sudah tiga kali pindah
agama. Sewaktu saya masih kecil, kedua orangtua saya beragama Islam.
Tapi, ketika saya berusia 7 tahun, ibu saya pindah ke agama Katholik.
Bapak masih bertahan dengan agama Islam. Jadi ketika itu, saya juga
sering diajak ibu pergi ke gereja, juga sering diajak bapak ke
musalla/langgar. Saya juga diajari shalat dan puasa oleh bapak.
Kehidupan beragama di lingkungan keluarga memang tampak demokratis.
Tapi, dari situ, saya kemudian agnostik, percaya pada Tuhan tapi untuk
sementara waktu menunda kepercayaannya. Hal itu berjalan sampai saya
kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Kehidupan agnostic ini berangsur berkurang setelah saya aktif mengikuti
mengikuti dialog theologi yang diselenggarakan Yayasan Paramadina di
Hotel Regent, Jakarta. Dari situ pula, saya kemudian berkenalan dengan
pengajian KOS yang diasuh Mas Bambang. Hingga kemudian tertarik.
Tito Pontoh, peserta pengajian KOS di Jakarta
Lelaki alumni Universitas Krisna Dwipayana Jakarta ini mengaku, lahir
dari keluarga yang bermacam-macam agama. Tapi, pihak keluarganya,
katanya, cukup memberikan toleransi pada keluarga lainnya yang berbeda
agama. Berikut kisahnya:
Sebelum tertarik dengan KOS, saya pemeluk Kristen-Protestan yang taat.
Karena lingkungan keluarga yang cukup memberi toleransi pada keluarga
yang berbeda agama itu, saya juga berusaha belajar lain-lain agama.
Nah, kemudian saya menjadi tertarik dengan KOS. Karena missi dan
tujuannya, setelah saya pelajari ternyata baik sekali.
Bagi saya, KOS merupakan jembatan bagi pemeluk Islam dan Kristen di
Indonesia yang selama ini acapkali tegang dan disalahpahami di antara
keduanya. Berbagai kegiatan KOS yang saya ketahui, ia melakukan dialog
terbuka, duduk sebangku dan semeja antara pemeluk Kristen dan Islam.
Dari situ, saya menilai KOS cukup positif.
Hal lain yang membuat saya tertarik dengan KOS, menurut saya, KOS ini
seperti tasawuf dalam Islam, kurang lebih begitu. Karena disini ‘kan ada
mistik-mistiknya. Sedang di Protestan murni logika. KOS selain logis,
juga membiarkan unsur-unsur tasawufnya hilang begitu saja. Dari situlah
saya menjadi tertarik dengan KOS.
Tulisan : Bambang Noorsena pada Majalah Indonesia Maret 1998
1-
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ---- اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ
الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ
يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ
كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
1. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah
tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang
dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(Al-Baqarah: 255). [16]
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ
إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ
حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ
الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ
الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
2. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang
bergantung kepada- Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah:
Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Subuh, dari kejahatan
makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan
dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan
manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.
[17]
3- أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ
مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ
بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.
3. “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah,
segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali
Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan
bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala se-suatu. Hai Tuhan,
aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya.
Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di
hari tua. Wahai Tuhan! Aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka
dan kubur.” [18]
4- اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
4. “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi,
dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore. Dengan
rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan
kepadaMu kebangkitan (bagi semua makhluk).” [19]
5- اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ
وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ،
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
5. “Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah
hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku
berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui
nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah
aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” [20]
6- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ
عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ. (4×)
6. “Ya Allah! Sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau,
malaikat yang memikul arasyMu, malaikat-malaikat dan seluruh
makhlukMu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiMu dan
sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (Dibaca empat kali
waktu pagi dan sore). [21]
7- اَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ
خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ
الشُّكْرُ.
7. “Ya Allah! Nikmat yang kuterima atau diterima oleh seseorang di
antara makhlukMu di pagi ini adalah dariMu. Maha Esa Engkau, tiada
sekutu bagi-Mu. BagiMu segala puji dan kepadaMu panjatan syukur (dari
seluruh makhluk-Mu).” [22]
8- اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ
سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ،
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. (3×)
8. “Ya Allah! Selamatkan tubuhku (dari penyakit dan yang tidak aku
inginkan). Ya Allah, selamatkan pendengaranku (dari penyakit dan maksiat
atau sesuatu yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan
penglihatanku, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Ya
Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan
kefakiran. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur, tiada Tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Engkau.” (Dibaca tiga kali di waktu pagi dan
sore). [23]
9- حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ. (7×)
9. “Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhanku), tiada Tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Dia, kepadaNya aku bertawakal. Dia-lah Tuhan
yang menguasai ‘Arsy yang agung.” (Dibaca tujuh kali waktu pagi dan
sore). [24]
10- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي
الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ.
اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ
يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ
أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ.
10. “Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di
dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan
keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah,
tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan
tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peliharalah aku dari
muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan
kebesaranMu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ulat atau bumi
pecah yang membuat aku jatuh dan lain-lain).” [25]
11- اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ
وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ
الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ
أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ.
11. “Ya Allah! Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai
Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan yang
merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang hak kecuali Engkau.
Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan
balatentaranya, dan aku (berlindung kepadaMu) dari berbuat kejelekan
terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” [26]
12- بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. (3×)
12. “Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan
langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Dibaca tiga kali). [27]
13- رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا. (3×)
13. “Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad
sebagai nabi (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca tiga kali). [28]
14- يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ
شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ.
14. “Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang Berdiri Sendiri
(tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan,
perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun
sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” [29]
15- أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ: فَتْحَهُ،
وَنَصْرَهُ وَنُوْرَهُ، وَبَرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا فِيْهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ.
15. ”Kami masuk pagi, sedang kerajaan hanya milik Allah, Tuhan seru
sekalian alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu agar
memperoleh kebaikan, pembuka (rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan
petunjuk di hari ini. Aku berlindung kpadaMu dari kejelekan apa yang ada
di dalamnya dan kejahatan sesudahnya.” [30]
16- أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ
اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا
مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
16. “Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas, agama
Nabi kita Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas
jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” [31]
17- سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ. (26×)
17. “Maha Suci Allah, aku memujiNya.” (Dibaca seratus kali). [32]
18- لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. (10× أو 1× عند
الكسل)
18. “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah
yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca sepuluh kali, atau cukup
sekali dalam keadaan malas). [33]
19- لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. (26× إذا أصبح)
19. “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah
yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca seratus kali setiap pagi
hari). [34]
20- سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ. (3× إذا أصبح)
20. “Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhlukNya, sejauh
kerelaanNya, seberat timbangan arasyNya dan sebanyak tinta tulisan
kalimatNya.” (Dibaca tiga kali setiap pagi hari). [35]
21- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. (إذا أصبح)
21. Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. (Dibaca pagi hari). [36]
22- أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ. (26× في اليوم)
22. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepadaNya. (Dibaca 26 kali dalam sehari). [37]
23- أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. (3× إذا أمسى)
23. Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluk yang diciptakanNya. (Dibaca 3 kali pada sore hari).
[38]
24- اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ. (10×)
24. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad. (Dibaca 10 kali). [39]
---------------------------------
[16] “Barangsiapa membaca kalimat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga
dari (ganguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya
ketika sore hari, maka ia dijaga dari (ganguan) jin hingga pagi hari.”
HR. Al-Hakim, 1/562. Al-Albani berpendapat hadits tersebut shahih dalam
Shahih At-Targhib wat Tarhib 1/273 dan beliau menisbatkan hadits
tersebut kepada An-Nasa’i dan Ath-Thabrani, beliau berkata, isnad
Ath-Thabrani jayyid’.
[17] “Barangsiapa membaca tiga surat tersebut tiga kali setiap pagi dan
sore hari, maka itu (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala
sesuatu.” HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidzi 5/567 dan lihat Shahih
At-Tirmidzi 3/18.
[18] HR. Muslim 4/2014.
Kalau sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ (dst.)
Kalau sore hari membaca:
رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا
بَعْدهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ
مَا بَعْدَهَا.
[19]. HR. At-Tirmidzi 5/466, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/142.
Kalau sore hari membaca:
اَللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.
[20] “Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia
meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan demikian juga
ketika pagi hari.” HR. Al-Bukhari 7/150.
[21] “Barangsiapa membaca doa ini ketika pagi dan sore hari sebanyak
empat kali, maka Allah akan membebaskannya dari api Neraka.” HR. Abu
Dawud 4/317, Al- Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 1201, An-Nasai
dalam kitab ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 9 halaman 138, Ibnu Sunni no.
70, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz menyatakan, bahwa sanad
hadits Abu Dawud dan An-Nasai adalah hasan, lihat juga Tuhfatul Akhyar,
halaman 23.
Jika sore hari membaca:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَمْسَيْتُ …
[22] “Barangsiapa yang membacanya di pagi hari, maka sungguh telah
bersyukur pada hari itu. Barangsiapa yang membaca ini di sore hari,
maka sungguh telah bersyukur pada malam itu.” HR. Abu Dawud 4/318,
An-Nasai dalam kitab ‘Amalul Yaumi wal Lailah no. 7, halaman 137, Ibnu
Sunni no. 41, halaman 23 Ibnu Hibban (Mawaarid) no. 2361. Abdul Aziz
bin Baz menyatakan, bahwa sanad hadits tersebut hasan, lihat Tuhfatul
Akhyar, halaman 24.
Jika sore hari membaca:
اَللَّهُمَّ مَا أَمْسَى بِيْ …
[23] HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasai dalam ‘Amalul Yaum wal
Lailah no. 22, halaman 146, Ibnus Sunni no. 69. Al-Bukhari dalam
Al-Adabul Mufrad. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz menyatakan sanad hadits
tersebut hasan. Lihat juga Tuhfatul Akhyar, halaman 26.
[24] “Barangsiapa membacanya ketika pagi dan sore hari sebanyak tujuh
kali, maka Allah akan mencukupkan baginya dari perkara dunia dan
akhirat yang menjadi perhatiannya.” H.R. Ibnus Sunni no. 71 secara
marfu’ dan Abu Dawud secara mauquf 4/321. Syu’aib dan Abdul Qadir
Al-Arnauth berpendapat, isnad hadits tersebut shahih. Lihat Zaadul
Ma’ad 2/32.
[25] HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332.
[26] HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud. Lihat kitab Shahih At-Tirmidzi 3/142.
[27] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore
hari, maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya.” HR. Abu
Dawud 4/323, At- Tirmidzi 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad. Lihat Shahih
Ibnu Majah 2/332, Al-Allamah Ibnu Baaz berpendapat, isnad hadits
tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar hal. 39.
[28] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore
hari, maka hak Allah memberikan keridhaanNya kepadanya pada hari
Kiamat.” HR. Ahmad 4/337, An-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4
dan Ibnus Sunni no. 68. Abu Daud 4/418, At-Tirmidzi 5/465 dan Ibnu
Baaz berpendapat, hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar, hal. 39.
[29] HR. Al-Hakim, menurut pendapatnya, hadits tersebut adalah shahih,
dan Imam Adz-Dzahabi me-nyetujuinya, lihat kitabnya 1/545, dan Shahih
At-Targhib wat Tarhib 1/273.
[30] Apabila sore hari, membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ؛ فَتْحَهَا،
وَنَصْرَهَا وَنُوْرَهَا، وَبَرَكَتَهَا، وَهُدَاهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا.
HR. Abu Dawud 4/322 serta Syu’ab dan Abdul Qadir Al-Arnauth dalam Tahqiq Zadul Ma’ad, 2/273.
[31] HR. Ahmad 3/406-407, 5/123. Lihat juga Shahihul Jami’ 4/216. Ibnus
Sunni juga meriwayatkannya di ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 34.
[32] HR. Muslim 4/2071.
[33] HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah dan Ahmad 4/60. Lihat Shahih
At-Targhib wat Tarhib 1/270, Shahih Abu Dawud 3/217, Shahih Ibnu Majah
2/331, dan Zadul Ma’ad 2/33.
[34] “Barangsiapa membacanya sebanyak seratus kali dalam sehari, maka
baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus
kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, baginya perlindung-an dari
setan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat
mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia
melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari 4/21; Muslim
4/2071.
[35] HR. Muslim 4/2016.
[36] HR. Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, no. 54, dan Ibnu
Majah no. 185. Isnadnya hasan menurut Abdul Qadir dan Syu’aib
Al-Arna’uth dalam tahqiq Zad Al-Ma’ad 2/31.
[37] HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/27, dan Muslim 4/201.
[38] “Barangsiapa membaca doa ini pada sore hari sebanyak tiga kali,
tidak berbahaya baginya sengatan (binatang berbisa) pada malam itu”.
HR. Ahmad 2/216, An-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, no. 516 dan
Ibnu Sunni no. 68. Lihat Shahih At-Tirmidzi 3/39, Shahih Ibnu Majah
2/266 dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.
[39] “Barangsiapa bershalawat untukku sepuluh kali pada pagi hari, dan
sepuluh kali pada sore hari, mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat.”
HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’
Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ
أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
“Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya
mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu dengan tangannya maka
dengan lisannya. Dan jika tidak mampu dengan lisannya maka dengan
hatinya, itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim, no. 78, dari shahabat
Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu)
“Hendaknya engkau tinggalkan semua kelompok-kelompok (yang menyeru
kepada kesesatan) itu, walaupun engkau terpaksa harus menggigit akar
pohon, sampai kematian mendatangimu dan engkau dalam keadaan seperti
itu”. [Riwayat Al-Bukhari No. 3338 dan Muslim No. 3834, dengan lafadz
Muslim].
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا
يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي
مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan kesalahan-kesalahanku
sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah,
bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari
kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan salju.” (HR. Al-Bukhari no.
744 dan Muslim no. 598 dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu)
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata:
“Riwayat yang paling shahih (dari doa-doa istiftah) adalah hadits Abu
Hurairah yang telah disebutkan (di atas, red).” (Nailul Authar, 2/11)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ
فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur,
siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
"Orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap
di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan
tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di
bawah kaki gunung yang siap menimpanya". (HR. Al-BUkhari)
Imam al Auza'i rahimahullah (wafat 157H) berkata :“Hendaklah kamu
berpegang kepada atsar Salafush Shalih meskipun orang-orang menolaknya
dan jauhkanlah diri kamu dari pendapat orang meskipun ia hiasi
pendapatnya dengan perkataannya yang indah.” [Imam al-Aajury dalam
as-Syariah I/445 no. 127, dishahihkan oleh al-Albany dalam Mukhtashar
al-Uluw lil Imam adz-Dzahaby hal. 138, Siyar Alaam an-Nubalaa VII/120.]
Subhaanaka Allahumma wa Bihamdika, Asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaaih
Taqabbal da’wana ya Mujibas sailin. Wallahu ta‘ala a’lam bish-shawab.
Wallahul Muwaffiq wal Hadi ila aqwamit thariq.
Sumber :
Islam Kaffah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar