22.6.12

Keakuratan Nama ‘Isa dalam Quran

TEORI ASAL USUL NAMA MESIAS
THE STAR OF THE MESSIAH (BILANGAN 24:17) = THE NORTHERN STAR (MATIUS 2:2)
Kamus leksikon Ibrani-Caldea Gesenius  dalam Perjanjian Lama menyatakan :


Kata Ibrani Ish menurut definisinya adalah sebuah bintang utara yang terang atau bintang bintang pada rasi bintang utara ‘Ursa Major’. Ursa Major diterjemahkan sebagai rasi “Beruang besar”. Lebih terperinci memperhatikan catatan tepi sebelah kanan. “‘ish” juga mengacu pada  “rasi beruang” yang juga sama dengan rasi bintang Utara yang disebutkan tadi.
H.W.F. Gesenius terus menggambarkan hubungan kolaboratif di antara kata Ibrani Ish dan kata Arab ‘Aasa dan ‘Issa dan didefinisikan sebagai “pengintai malam“. Dan ini berkolaborasi dengan detil besar dalam Qur’an. Dalam surat Ath Thariiq yang artinya  “Yang datang di malam hari” pada ayat 1-3 :
Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus.”  (At-Thaariq:1-3]
Mengenai ayat ke-3 Surat ini, Imam Suyuti berkata pada kitabnya “Ad Durul Mantsur fi Tafsir al Ma’tsur:
“telah diriwayatkankan bahwa Ibnu Jarir berkata, dari Mujahid, tentang ayat ini: “Ini adalah bintang yang menembus cahaya” bahwa ini berarti bintang dari Ats Tsurayya.” (Ad Durul Mantsur fi Tafsir al Ma’tsur, Jalaluddin As Suyuti)
“Ibnu Zaid berkata, Bahwasanya, ini adalah bintang dari At tsurayya.”  (Imam Qurtubi, tafsir al-Qurtubi)
Dengan demikian, Qur’an juga merefer pada bintang Tsaur Ats Tsurayyah sebagai At Thariq. Korelasinya jelas dan keselarasan antara Qur’an dan pemikiran nubuatan pra-biblical, 2000 tahun sebelum penyusunannya.
Tapi apa hubungannya “Bintang” dengan Yesus?
Terutama sekali, mungkin ini merupakan salah satu yang paling berpengaruh nyata secara historis tentang tanda  dari ramalan Mesias.
“I shall see him, but not now: I shall behold him, but not nigh: there shall come a Star out of Jacob, and a Sceptre shall rise out of Israel…” (Numbers 24:17),
“Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel,” (Bilangan 24:17)
“Saying, Where is he that is born King of the Jews? for we have seen his star in the east, and are come to worship him.” (Matthew 2:2)
“dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” (Matius 2:2)
Matius Pasal 2 merinci tentang tiga orang Majus yang mengikuti Bintang Utara dalam pencarian Mesias Yahudi. Ini adalah tanda Mesias yang paling terkenal.
Kata Ibrani di ayat ini untuk “Bintang” adalah “Kokab” . Dari kata  “Kokab” ini muncul gelar “Kokhba” Yang diberikan atas Simeon bar Koziba ketika dia disahkan sebagai Mesias oleh  Rabbi Revolusioner Yahudi, Akiba ben Yosef.
“Rabbi Akiba ben Joseph, a highly esteemed teacher of the period, enthusiastically supported the rebels and conferred the name Bar Kokhba (Son of the Star) upon their leader. Akiba also hailed him as the Messiah.” [Encyclopedia Britannica, Reference Index V, page 872]
Saat Bar-Kokhba di-salahasumsi-kan sebagai Mesias, dia terbunuh dalam pertempuran melawan Romawi pada tahun 135 A.D. Mengenai “Bintang” menjadi tanda dari Mesias:
Kamus kata teologis Perjanjian Lama yang merupakan sebuah kompilasi dari Brown-Driver-Briggs dan Gesenius mendefinisikan “Kokab” sebagai:
“1. star – a. of Messiah, brothers, youth, numerous progeny, personification, God’s omniscience.”
[Theological Word Book of the Old Testament, Brown-Driver-Briggs, H.W.F. Gesenius]
Nabi dinamai menurut kejadian di sekitar kelahiran mereka
Adam אדמ /Aadam – berarti ‘merah’; dimungkinkan berasal dari דמ /Dum – artinya ‘darah’; Juga terkait dengan אדמה / Adamah – tanah garapan, darimana  manusia pertama, Adam, diciptakan.
Sebelumnya, diterangkan nama Adam berasal dari דמ / dam (darah). Meskipun informasi tersebut adalah valid, setelah diteliti, yang lebih benar adalah dari אדמה / adamah (tanah)
“ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian 2:7)
Nuh נח /Noach dari נוח /Nuch – beristirahat. maksudnya “istirahat” pada saat kelahirannya pada ayat kejadian 5:29
Ishak יצחק /Yitzhaq – dari צחק /Tzahaq – tertawa .
“Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.”
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak? Dan Abraham berkata kepada Allah: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!”
Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak,”
(Kejadian 17:16-19)
Ismail ישׂמעל /Yishmaael – dari שׂמ /shama – mendengar dan על / El – Tuhan”
“Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.” (Kejadian 16:11)
Musa משׂה /Mosheh – menarik
“Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.” [Keluaran 2:10]
Tiap-tiap Nabi dinamai dengan cara ini. Namun, ketika kita melihat kelahiran Yesus kita menemukan sebuah kontradiksi yang membingungkan dan suatu manipulasi pada Injil yang terungkap.
Kelahiran Yesus: Kontradiksi dan Nubuat Tak Terpenuhi
Kelahirannya yesus disebutkan dua kali pada Injil dalam dua catatan yang berbeda dan berlawanan. Sekali pada Injil Matius dan yang lain pada Injil Lukas. Sedangkang Injil Markus dan Yohanes memulai dengan kedatangannya Yohanes Pembaptis saat Yesus dewasa. Di antara catatan kelahiran dari Matius dan Lukas,  kita temukan satu benturan kontradiksi .
KELAHIRAN YESUS MENURUT MATIUS:
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” —yang berarti: Allah menyertai kita. (Matius 1:21-23)
Pertama-tama, ini aneh. Bahwa tak seorangpun pernah memanggil Yesus dengan “Immanuel” dimanapun pada Bible. Ini merupakan suatu usaha untuk mencocok-cocokan Yesus dengan suatu nubuat yang dimaksud dalam Yesaya 7:14. Faktanya, ayat tersebut adalah sama sekali bukan merupakan nubuat kedatangan Yesus dan anak yang dipanggil Immanuel itu telah lahir dan menunjuk pada ayat setelahnya. Mari kita lihat konteksnya:
“Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya.” [yesaya 7:1]
TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.” Tetapi Ahas menjawab: “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN.” Lalu berkatalah nabi Yesaya: “Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yesaya 7 10-14)
Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Ambillah sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah di atasnya dengan tulisan biasa: Maher-Syalal Hash-Bas.” Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur.” TUHAN melanjutkan lagi firman-Nya kepadaku: “Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya, sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya, serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel! (Yesaya 8:1-8)
Kita tidak perlu menjadi sarjana bibel untuk melihat bahwa, figur dari immanuel adalah satu tanda yang dijanjikan kepada Raja Ahaz, kemudian pada pasal selanjutnya anak tersebut lahir, kemudian akhirnya kita lihat anak itu nantinya dipanggil “immanuel”. Yesus tidak pernah dipanggil “immanuel” oleh siapapun semasa hidupnya. Silahkan baca Yesaya 7 – 8 untuk melihat hubungan kalimat dari peristiwa ini. Ini tidak mempunyai hubungan apapun dengan Yesus.
Fakta ini telah membuktikan bahwa Matius tidak menulis “Injil Matius”. Apakah kita akan percaya bahwa Matius, seorang Rasul yang dekat dengan Yesus, salah informasi tentang Nubuatan Perjanjian Lama? Penelitian historis dengan cermat membuktikan, bahwa ini adalah usaha memanipulasi manuskrip oleh mereka yang tidak akrab dengan manuskrip, budaya, ataupun nubuatan Yahudi.
KELAHIRAN YESUS MENURUT LUKAS:
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:31-33)
Perhatikan catatan “keturunan yakub” yang merefer pada Bilangan 24:17 “bintang terbit dari Yakub”. Ini sejalan dengan nubuatan Perjanjian Lama dan bersesuaian dengan sedikit dokumentasi historis kecil yang kita punya berkenaan dengan kelahiran dari Yesus.
Catatan paling awal dari “Bintang dari Bethlehem” dibuat oleh Uskup dari Gereja dari Antiochia, Ignatius, pada awal abad ke-2 A.D. Dalam suratnya kepada orang orang efesus dia menulis:
“How was he revealed to the world? A star shone forth high above all the stars in the skies, whose brilliance cannot be described and which was of a completely new type so that it aroused an amazement.” [Ignatius, Ad Ephesios, Chapter 19:7]
Dengan demikian, menunjukkan dengan jelas bahwa nama Yesus, yang menjadi ‘Isa dari akar Arab ‘Assa dan akar kata Ibrani ‘Ish yang artinya “Bintang utara”, jauh lebih kredibel dibandingkan referensi ke sebuah nama yang mana sama sekali tidak ada kesesuaian dengan nubuat alkitab atau bukti historis. Dengan bergantung pada nama yang salah untuk Yesus, “Yeshua ” dan “Yahushuwa ‘”, untuk memaksakan ide ‘Seorang Juru Selamat Manusia-Tuhan’, Kristen telah meletakkan keraguan atas keberadaan Yesus. Dia lahir sebagai Mesias, dan merupakan Bintang yang terbit dari keturunan Yakub, dan dengan demikian dia dinamai ‘Isa dari ‘Bintang Mesias’. “Yeshua “, “Yahushuwa “, “Immanuel”,  adalah semua hasil dari belitan tangan Kristen dari Tanakh untuk memaksakannya demi mengatakan sesuatu yang tidak bersesuaian dengan Nubuatan Mesias Israel.
dikutip dari:
http://shibli.zaman.net/eesa/
Catatan:
ثريّة, ثريّا Tsurayya dalam budaya arab (semitic?) merupakan kumpulan tujuh bintang dari rasi bintang Taurus. Matahari berada dalam taurus pada bulan 20 April-20 Mei (karenanya orang yang lahir di tanggal tersebut dikatakan berzodiak taurus).
Astrology, nujum, ilmu perbintangan telah digunakan oleh peradaban yang sangat tua. digunakan sebagai penunjuk arah atupun untuk meramalkan kejadian tertentu. Termasuk pula orang majus, yang mengamati pergerakan bintang bintang dan digunakan untuk menunjukkan tanda mesias. Mungkinkah ini juga mendukung teori bahwa Yesus lahir di musim semi (maret-mei) dimana menurut injil Lukas, ternak digembalakan pada malam hari?Sedangkan di yerusalem, waktu yang memungkinkan untuk melakukan hal itu adalah di musim semi?
Atau apakah yesus berzodiak taurus?? Yang artinya yesus lahir di bulan april-mei??  Hmmm
Same post as: http://myquran.org/forum/index.php/topic,39978.msg1172958.html#msg1172958

Keakuratan Nama ‘Isa dalam Quran (part 1)

Apa nama yesus secara historis?
Yesus dan bahkan kristen awal berbicara dalam bahasa aram. Banyak dalam Perjanjian Lama (PL), misalnya kitab Daniel merupakan bahasa aram meskipun bagian terbesar dari salinan tangan telah tiada selamanya. Baik Textus Receptus yunani sebagi rujukan Perjanjian Baru (PB), maupun Tanakh yang telah distandarisasi sebagai rujukan PL bukan bahasa asli mereka.
..portions of the Old Testament books of Daniel and Ezra are written in Aramaic…Jesus and the Apostles also spoke this language.
In the early Christian era, Aramaic divided into East and West varieties. West Aramaic dialects includ Nabataean (formerly spoken in parts of Arabia), Palmyrene (spoken in Palmyra, which was northeast of Damascus), Palestinian-Christian, and Judeo-Aramaic. West Aramaic is still spoken in a small number of villages in Lebanon.
-Encyclopedia Britannica, Reference Index I, “Aramaic Language”, page 476-
Kita juga dapat membaca bahwa …
Parts of the books of Ezra and Daniel in the Bible were written in an Aramaic dialect, as were some notable Jewish prayers, such as the kaddish. Other important documents in Aramaic include portions of the Palestinian and Babylonian Talmuds and the Targum Onkelos, a commentary on the Pentateuch. Nabataean (the form of Aramaic current among the Nabataean Arabs), Samaritan, and Palmyrene were other significant ancient dialects of Aramaic.
Yesus berbicara dalam bahasa aram. Jadi, PB seharusnya mengacu padanya. Banyak dalam PL berbahasa aram juga, dan masyarakat kristen awal meliputi arabia dari palestina, Syria, Nabatea berbicara dalam bahasa aram.
Jadi apa nama Yesus dalam bahasa aram?
“EESHO M’SHEEKHA” -baca: iisyo masiikha- artinya Yesus sang Mesias.
- “Eesho M’sheekha” dalam bahasa Syriac. Syriac adalah varian baru dari aramaic yang tersebar luas pada umat kristen, yang selanjutnya disebut “Christian Aramaic”.
- “Eesho M’sheekha” dalam bahasa Aram, diambil langsung dari “Peshitta”. “Peshitta” adalah PB Aramaic dan lebih mendekati bahasa Yesus.
Jadi, Yesus pernah memanggil dirinya “Eesho” -baca: isyo- atau Lebih spesifik “Eesaa” -baca:iisa-karena Yahudi Palestina Utara melafalkan huruf “Shin” -syin- dengan “Sin”.
Kata ‘Isa’ dalam alkitab
Di bawah ini adalah gambar dari sebuah halaman yang diambil dari “International Bible Society translation in Farsi” dari pasal pertama Matius Kata-kata yang digarisbawahi berarti ‘Isa Masih’ atau ‘Isa’ berturut-turut. Hampir semua terjemahan alkitab selain bahasa Inggris (termasuk Arabic Bible) menggunakan nama Ibrani “Yeshua”, oleh karenanya sangat mengejutkan ketika mendapati ‘Isa Masih’ masih digunakan dalam Farsi Bible. penggunaan ‘Isa Masih’ Dalam terjemahan Farsi Bible membuktikan dengan sendirinya bahwa penerjemah kristen benar2 dapat menerima Nama Qur’anic untuk Yesus.
Kesimpulan
Secara singkat, mari kita uraikan keseluruhan argumen untuk memudahkan pembaca memahaminya:
1. Kata ‘Isa’ (عيسى) dalam Quran berasal dari ‘Isyo’ () dalam bahasa Aram, sebuah bahasa yang mendahului bahasa Ibrani selama ratusan tahun dan tidak pernah memiliki ikatan etimologi dengan kata turunan Ibrani “Yeshua”(ישוע) atau bahkan “Esau” (עשו)
Karena yesus berbicara dan mengajar dalam bahasa Aram, Alquran sangat akurat mengambil namanya dalam bahasa Aramaic dan bukan Kata Turunan Ibrani “Yeshua”(ישוע)
2. Nama ‘Yasua’ (يسوع) untuk nama Yesus dalam Arabic Bible adalah hanya sebuah transliterasi dari nama Ibrani “Yeshua”(ישוע) dan sebuah pemahaman yang keliru untuk mengklaim bahwa itu adalah nama Arab yang benar untuk Yesus, karena sebagaimana dikatakan Bahasa Ibrani bukan bahasa asli Yesus. Sehingga ayat-ayat suci yang dengan jelas menyatakan bahwa Quran adalah Bahasa Arab murni dan sempurna tidak terbantahkan.
Jadi, keakuratan sejarah dari quran dalam penggunaan “isa” daripada “yasua” untuk nama Yesus patut untuk benar2 diperhatikan. “Yasua” sebenarnya didasarkan pada nomenclatur Ibrani yang bermasalah untuk Yesus yang beralaskan ketidak setujuan dan kontroversi. Tidak ada persetujuan sejarah atau kemiripan bahwa Nama yesus adalah dalam bahasa Ibrani bahkan bila rujukan2 tersebut mengacu pada yesus!
Banyak penjelasan2 yang berlebihan yang berusaha meralat variasi nama Ibrani yesus ini, tapi semua didasarkan pada dugaan dan bukan atas bukti tekstual dan historis. Semua
permainan etimologi yang cacat tersebut tumbang oleh fakta yang jelas bahwa bahkan Ibrani adalah bukan bahasa yesus. Memang, beban pembuktian ada di tangan dunia kristen untuk menghasilkan bukti dokumentasi atas keberadaan Yesus pada masanya. Sebagaimana Allah telah berjanji dalam firmanNya:
Al Qashash:75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah (kebohongan) dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
terjemahan bebas dari http://www.answering-christianity.com/name_of_jesus.htm dengan editting seperlunya.

“Maryam-Ukhta Harun” sebuah klarifikasi mengagumkan dari AlQuran

Saya tertarik membicarakan kembali pembicaraan tentang Maryam, Ibunda nabiyullah ‘Isa a.s. Ada ayat yang dipermasalahkan oleh kristen tentang maryam dan hal tersebut terus dikumandangkan meskipun sudah ada penjelasan dari Muslim. Berikut ayatnya …
فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا
يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”
Umumnya kristen menuduh ayat ini merupakan bukti dari ketidakakuratan alquran. Mereka menuduh Nabi SAW keliru menerima info tentang maryam dan tercampur aduk dengan Miryam yang dalam Bibel yang merupakan Saudara perempuan harun. Benarkah ini?
Umumnya muslim memberi pembelaan bahwa sebutan ‘Ukhta Haarun’ (Saudara Perempuan Harun) bukan dimaksudkan untuk menyatakan saudara dalam arti hubungan darah. Sebagaimana sebutan Anak adam, anak daud. Apakah yang dimaksud anak kandung adam dan daud? Tentu saja tidak.
Sebagaimana sekelompok Kristen Najran pada masa Nabi SAW mengemukakan keberatan serupa dan dijawab oleh Nabi SAW. Dalam Sahih Muslim, hadits diceritakan oleh Mughirah bin Syu`bah berkata:
Ketika aku datang ke Najran, mereka (orang Kristen Najran) bertanya padaku: Kamu membaca “Yaa ukhta haarun” (Hai,saudara perempuan Harun -Maryam-) di Qur’an, sedangkan Musa dilahirkan jauh sebelum Yesus. Ketika aku kembali kepada Rasulullah, aku bertanya tentang hal itu, kemudian Nabi menjawab: Mereka (masyarakat zaman lampau) dulu biasa memberi nama menurut nama-nama Nabi dan orang-orang saleh yang telah wafat sebelum mereka. -terjemahan bebas-
Keterangan dari Nabi SAW inilah yang banyak digunakan muslim untuk mengklarifikasi frase ‘Ukhta Harun’ tersebut. Namun sayangnya temen-temen muslim jarang (sejauh pengetahuan saya) yang bisa memberikan bukti bahwa selain penyebutan ‘anak’ fulan, ada pula penyebutan ‘saudara’ fulan dalam tradisi yahudi atau bahkan lebih luas tradisi semitik.
Adakah Bukti bahwa penyebutan ‘Saudara’ itu benar-benar ada dalam tradisi Semitik?
Tuduhan ketidakakuratan ini salah total karena mengabaikan idiom bahasa Arab dan konteks ayat. Dalam bahasa Arab kata ‘akhun’ atau ‘ukhtun’ mempunyai dua arti:
1. Saudara (laki-laki) dan saudara (perempuan) kandung.
2. Persaudaraan dalam marga/keluarga ataupun kepercayaan.
Ayat di atas (Maryam:28) menggunakan kata ‘ukhtun’ dalam pengertian kedua. Hal tersebut bukanlah hal diluar kebiasaan qur’an untuk menggunakan ungkapan idiomatik yang sama untuk ayat-ayat sebelumnya. Dalam surat Huud ayat 78 Nabi Lut a.s. merujuk kaum wanitanya sebagai ‘putri-putriku)
Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?”
Dalam surat Al-a’raaf ayat 65, 73, 85 Nabi Hud, Saleh dan Syu’aib dikenal sebagai “saudara” masyarakat mereka masing-masing.
65. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
73. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.”
85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”
Kaum Luth disebutkan dalam alquran Surat Qaaf ayat 13 dengan redaksi ‘akhun’ – ‘Ikhwaanu Luth’
وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ
dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth
Dalam bibel, Lukas 1:5 Elisabeth disebut putri Harun. Apakah itu berarti secara harfiah merupakan putri kandung harun?
and his wife was of the daughters of Aaron, and her name was Elisabeth.
Yesus pun disebut anak Daud dalam Matius 21:9
…Hosanna to the Son of David
Mungkin ada sebagian yang akan berdalih “Itu kan ‘anak’ atau ‘putri’…mana ‘saudara’?” Kalau yang berkata demikian adalah orang kristen maka dia sebenarnya tidak paham terhadap kitabnya sendiri.
الاَخُ-(al) akh – dan الاُخْتُ -(al) ukht – dalam perbendaharaan bahasa arab sama dengan אח – ach – dan אחות – ‘achowth – dalam perbendaharaan bahasa ibrani untuk saudara laki-laki dan perempuan. Dan terbukti penggunaannya (dalam bibel) tidak hanya berarti saudara dalam pengertian saudara kandung.
Lihat Strong kosakata tersebut dalam Bibel …
No. Strong: 0251
Kata           : אח ‘ach
Pengucapan : awkh
Asal Kata     : a primitive word
Sumber       : TWOT-62a
Jenis           : n m Dalam AV  : brethren 332, brother 269, another 23, brotherly 1, kindred 1, like 1, another 1, other 1
Jumlah    : 629
Definisi Inggris:
1) brother
1a) brother of same parents
1b) half-brother (same father)
1c) relative, kinship, same tribe
1d) each to the other (reciprocal relationship)
1e) (fig.) of resemblance
No. Strong: 0269
Kata      : אחות ‘achowth
Pengucapan: aw-khoth’
Asal Kata : irregular f of 0251
Sumber    : TWOT-62c
Jenis     : n f Dalam AV  : sister(s) 106, another 6, together with + 0802 1, other 1
Jumlah    : 114
Definisi Inggris:
1) sister
1a) sister (same parents)
1b) half-sister (same father)
1c) relative
1c1) (metaph) of Israel’s and Judah’s relationship
1d) beloved
1d1) bride
1e) (fig.) of intimate connection
1f) another
Dalam keterangan strong tersebut, bahkan ‘saudara’ dengan maksud bukan saudara kandung disebut lebih banyak daripada pengertian harfiah tersebut. Itu menunjukkan bukti bahwa penisbatan nama dengan nama orang shalih ataupun nama nabi pada tradisi semitik benar-benar ada dan itu hal yang wajar.
Apa yang hendak disampaikan dari frase ‘Ukhta Harun’ ?
Bila kita mengamati kembali dalam Quran Surah Maryam di atas, kita akan menemui bahwa yang memanggil dengan panggilan ‘Ukhta harun’ itu adalah Bani Israel sendiri. Apakah ada hal yang penting dari penyampaian kembali kisah dialog antara Maryam dan Bani Israel?tentu saja.
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”
Ini ada kaitannya dengan penisbatan nama ‘Isa a.s kepada ibunya, yang biasa kita temui dalam quran dengan ‘Isa Ibn Maryam. Ini sekaligus menjadi klarifikasi bahwa ‘Isa anak maryam itu bukan keturunan pezina, bukan anak haram seperti yang dituduhkan yahudi. Maryam merupakan sepupu dari Elisabeth yang dalam kutipan ayat bibel di atas disebut sebagai keturunan Harun. Dan harun dalam literatur yahudi adalah seorang imam. Keturunan suku Lewi. Dan benarlah Quran bahwa ‘Isa Ibn Maryam adalah keturunan orang suci bukan keturunan pezinah dari raja-raja yehuda, seperti dalam bibel (yang mengacu pada catatan yahudi, yang notabene menistakan ‘Isa a.s.)
Silsilah ‘Isa a.s (a.k.a. Yesus) dalam bibel masih menyimpan kontroversi hingga saat ini. Bahkan silsilah dari jalur Ibu, Maryam, melalui bapaknya Heli/Eli tidak dapat dipertahankan sebagai suatu kebenaran. Bahkan apologi maryam anak Eli disebut suatu kedustaan yang nyata.
Shadaqallahuladziim … Maha benar Allah dengan segala firmanNya.
taken from my post at http://myquran.org/forum/index.php/topic,32049.msg816191.html#msg816191

Keakuratan Quran vs Kesalahan Bibel : Raja dan Fir’aun Mesir

Qur’anic Accuracy Vs. Biblical Error: The Kings & Pharaohs Of Egypt
1. Pendahuluan
Tulisan ini bermaksud untuk meneliti penggunaan gelar “Raja” dan “Firaun” pada masa Abraham (Ibrahim), Yusuf dan Musa yang digunakan baik Alkitab maupun Qur’an.
Raja Mesir kuno selama masa Abraham, Yusuf dan Musa terus-menerus disebut dengan gelar ‘Firaun‘ dalam Alkitab. Tetapi Qur’an, berbeda dengan Alkitab: kerajaan Mesir yang sezaman dengan Yusuf disebut “Raja” (bahasa Arab, Malik ); sedangkan Alkitab sudah menyebutkannya “Firaun”. Sedangkan raja pada zaman Musa, Qur’an berulang kali menyebutnya “Firaun“.
Ketika perbedaan rincian (yang tidak penting) antara yang Alkitabiah dan narasi Qur’an dimengerti secara kontekstual dengan menempatkan mereka secara langsung ke dalam setting egyptological kuno mereka, perpecahan tajam di antara Alkitabiah dan narasi Qur’an muncul. Dengan terus-menerus merujuk pada kerajaan Mesir kuno selama waktu Abraham dan Yusuf sebagai ‘Firaun’, Alkitab menggambarkan setting yang menyalahi zaman, tidak sesuai dengan data Egyptologi. Perbedaan ini secara terperinci antara yang Alkitabiah dan narasi Qur’an kelihatannya mempunyai arti luar biasa seperti yang akan dibicarakan dalam tulisan ini.
2. Penggunaan kata alkitab “Firaun”
Beberapa contoh penggunaan kata Firaun diberikan di bawah, dan dikeluarkan dari cerita Abraham, Yusuf dan Musa.
Firaun pada masa Abraham
Menurut Kitab Kejadian, raja yang sezaman dengan Abraham dipanggil Firaun, dan gelar ini dipakai enam kali di kejadian 12:10-20. Tiga contoh dijelaskan di bawah:
17. Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu.
18. Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: “Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu?
20. Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya
Firaun pada masa Yusuf
Menurut Kitab kejadian, raja yang memerintah Mesir di waktu Yusuf juga dipanggil sebagai Firaun. Raja disapa sebagai Firaun sembilan puluh kali. Contoh berikut adalah dari Kejadian 41:
14. Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun.
25. Lalu kata Yusuf kepada Firaun: “Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.
46. Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Firaun pada masa Musa
Menurut Kitab Keluaran, raja yang memerintah Mesir di waktu Musa juga merujuk pada Firaun. Dia disebut sebagai Firaun 128 kali. Tiga contoh dibawah ini:
2:15 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
7:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.
15:19 Ketika kuda Firaun dengan keretanya dan orangnya yang berkuda telah masuk ke laut, maka TUHAN membuat air laut berbalik meliputi mereka, tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut.
Dengan begitu, bagi semua raja, pada masa Abraham, Yusuf dan Musa, Alkitab menggunakan istilah “Firaun” untuk menyebut raja Mesir.
3. Penggunaan kata ‘Raja’ dan ‘Firaun’ dalam Quran
Beberapa contoh penggunaan kata “Raja” dan “Firaun” digambarkan di bawah ini, dan diambil dari kisah Yusuf dan Musa. Tak ada penggunaan seperti itu yang ditemukan di Qur’an pada kisah Abraham.
Raja Mesir pada masa Yusuf
Raja yang memerintah Mesir pada masa Yusuf disebut “Raja” (bahasa Arab, Malik); sedangkan Alkitab sudah menyebutkannya “Firaun”. Qur’an tidak pernah pernah menyebut raja ini sebagai “Firaun.” Dua contoh penggunaan “Raja” kata dari cerita Yusuf dijelaskan di bawah. Kata bahasa Arab bagi ‘Raja’, Malik, ditekankan dalam warna merah dalam  teks arab:
43. Raja (mesir) berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering.” Hai orang-orang yang terkemuka: “Terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat mena’birkan mimpi.”
72. Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.”
Contoh lebih lanjut penggunaan kata “Raja” selama masa Yusuf bisa ditemukan di Surat Yūsuf. Lihat: 12:43, 12:50, 12:54, 12:72, 12:76
Firaun pada masa Musa
Sebagai raja yang memerintah selama masa Musa , Qur’an berulang kali menyebutnya firaun.
Dua contoh penggunaan kata “Firaun” selama masa Musa ada pada kutipan berikut. Kata Bahasa Arab bagi Firaun, ditekankan dalam warna merah dalam teks arab:
104. Dan Musa berkata: “Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam,
75. Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (membawa) tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami, maka mereka menyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.
4. Egyptology
Apa yang Egyptology modern katakan kepada kita tentang penguasa Mesir dan kapan  mereka dipanggil sebagai Firaun?
Encylopedia Britannica memberitahu kita di bawah kata “Firaun“:
(from Egyptian per ‘aa, “great house”) , originally, the royal palace in ancient Egypt; the word came to be used as a synonym for the Egyptian king under the New Kingdom (starting in the 18th dynasty, 1539-1292 BC), and by the 22nd dynasty (c. 945-c. 730 BC) it had been adopted as an epithet of respect. The term has since evolved into a generic name for all ancient Egyptian kings, although it was never formally the king’s title.
“(dari bahasa Mesir per aa, “rumah besar”), semula, istana kerajaan di Mesir kuno; kata tersebut dipakai sebagai sinonim bagi raja Mesir di bawah New Kingdom (dimulai dinasti ke18, 1539-1292 BC), dan oleh dinasti ke22 (C.945-C. 730 S.M.) sudah dipakai sebagai julukan rasa hormat. Istilah tersebut sudah berkembang ke dalam nama umum bagi semua raja kuno Mesir, walaupun tidak pernah menjadi gelar raja secara formal .
Kebanyakan dari kita tak sadar akan titik kecil ini tetapi sangat penting ini bahwa penguasa Mesir dinamai Firaun hanya di titik new Kingdom. Dengan kata lain, penyebutan semua penguasa Mesir sebagai Firaun tentu saja adalah kesalahan.
5. Kapan Ibrahim, Yusuf dan Musa tinggal di Mesir?
Menurut Alkitab, penguasa Mesir selama masa Abraham (Kejadian 12), Yusuf (Kejadian 41) dan Musa disebut Firaun.
Jika ini (semua) dianggap secara harfiah benar (seperti beberapa Biblicists katakan!) maka seluruh kisah Mesir di Alkitab perlu untuk disusun kembali dari titik New Kingdom. Ini karena penguasa Mesir dinamai Firaun hanya dari titik ini ke depan.
Penyebutan istilah Firaun manapun berkaitan dengan penguasa Mesir sebelum periode ini adalah sebuah kesalahan yang bertentangan dengan sejarah.
Timeline Sejarah Mesir Kuno
Dynasties Dates BCE (approx.) Period Some Royal names associated with Period
4500-3150 Predynastic
1 & 2 3150-2700 Thinite Period Narmer-Menes, Aha, Djer, Hetepsekhemwy, Peribsen
3 – 6 2700-2200 Old Kingdom Djoser, Snofru, Khufu (Cheops), Khafre (Chephren), Menkauhor, Teti, Pepy.
7 – 11 2200-2040 First Intermediate Neferkare, Mentuhotpe, Inyotef
11 & 12 2040-1674 Middle Kingdom Ammenemes, Sesostris, Dedumesiu
13 – 17 1674-1553 Second Intermediate Salitis, Yaqub-Har, Kamose, Seqenenre, Apophis
18 – 20 1552-1069 New Kingdom Ahmose, Amenhotep (Amenophis), Tuthmose (Thuthmosis), Hatshepsut, Akhenaten (Amenophis IV), Tutankhamen, Horemheb, Seti (Sethos), Ramesses, Merenptah
21 – 23 1069-747 Third Intermediate Smendes, Shoshenq, Osorkon, Takelot
24 – 26 747-525 Late Period Piankhy, Taharqa, Psammetichus
27 525-404 First Persian Period Cambyses, Darius, Xerxes, Artaxerxes
28 – 30 404-343 Dynasties 28 – 30 Amyrtaeus, Nepherites, Nectanebo
343-332 Second Persian Period Artaxerxes, Arses, Darius, Khababash
332-395 CE Greco-Roman Alexander the Great, Ptolemy, Cleopatra, Augusts, Tiberius, Nero, Domitian.
KAPAN ABRAHAM MEMASUKI MESIR?

Telah tercatat oleh Noth bahwa para bible scholar tidak menyetujui waktu the Patriarchal Age dan kasus Abraham menjadi  yang paling sering diperselisihkan. Apakah Abraham masuk pada c. 2000 – 1700 BCE (Albright, de Vaux, Glueck, Wright,  dsb.)? Atau ke abad ke-17 BCE (Cornelius dan Rowley)? Atau ke abad ke-14 BCE (Gordon)? K. A. Kitchen telah menyurvei daftar pustaka waktu periode Abraham hidup dengan melihat ke dalam peristiwa utama dan perincian pada cerita Patriarkal dan menghubungkannya dengan riwayat eksternal. Nampaknya bahwa hampir bisa dipastikan  menempatkan Abraham pada c. 2000 – 1700 BCE.  Nampaknya ini juga merupakan pandangan paling luas yang ada dan didukung oleh bukti eksternal. Antara lain, setelah satu bahasan panjang tentang historisitas dari peristiwa sekitar kisah Abraham pada buku dari Kitab kejadian, Anchor Bible Dictionary berkata:

To place Abraham at the beginning of the 2d millennium B.C. is, therefore, sustainable.  

Menurut the Dictionary Of Proper Names And Places In The Bible, di bawah “Abraham”, kita baca:

History of Abraham (ca. 1850 BC)…

Pewaktuan serupa didukung oleh The Lion Handbook To The Bible, New Bible Dictionary, The Eerdmans Bible Dictionary, Harper’s Bible Dictionary, Encyclopedia Of The Bible, The International Standard Bible Encyclopedia dan Pierre Montet.

Satu waktu c. 2000 – 1700 BCE menempatkan Abraham pada suatu masa sesuai dengan waktu di antara the Old Kingdom dan the Middle Kingdom dari kerajaan Mesir masa lampau.
KAPAN YUSUF MEMASUKI MESIR?
Mari kita lihat secara singkat apa hipotesis saat ini mengenai masuknya Yusuf ke Mesir. Ada dua hipotesis yang diketahui. Yang satu ini adalah bahwa dia memasuki Mesir pada masa Hyksos. Hyksos anggota kelompok campuran Semitic-Asiatics yang hidup mapan di Mesir utara selama abad ke18 BC. Sekitar 1630 mereka menggunakan kekuasaan, dan raja Hyksos memerintah Mesir sebagai dinasti ke15 (C.1630-1521 BC). Nama Hyksos dipakai oleh sejarawan Mesir Manetho (fl.300 S.M.), yang menurut sejarawan Yahudi Josephus (fl.Ke-1 abad CE), diterjemahkan sebagai “raja-gembala” atau “gembala tawanan”. Hyksos adalah mungkin istilah Mesir bagi “penguasa negeri asing” (heqa-khase).
Yang kedua ialah bahwa Yusuf masuk ke dalam Mesir pada masa Dinasti ke-12 dari masa Middle Kingdom.
Penguasa pada masa itu dianggap sebagai Sesostris III. Bukan tujuan kita masuk ke dalam penelitian yang terlibat dalam penemuan masa itu. Ada banyak persoalan yang dilibatkan di sini, diantaranya data Egyptology, dan keraguan-raguan apakah penulis Alkitab atau saksi mata yang menulis tentang peristiwa tersebut  atau apakah cerita Yusuf itu diceritakan/ditulis berabad lamanya setelah peristiwa sebenarnya terjadi?
Menariknya, The Interpreter’s Dictionary Of The Bible mengerti beberapa ketidak-sesuaian di data Egyptology mengenai Cerita Yusuf dan menyatakan:
The frank attitude toward the stories about Egypt in Genesis and Exodus is that folk memory had retained the essentials of great Hebrew experience but had later clothed that memory with some details imperfectly recollected and some circumstantial details borrowed from later times and conditions.
Sikap terus-terang terhadap cerita tentang Mesir dalam Kejadian dan Keluaran adalah bahwa ingatan tentang dongeng telah mempertahankan hal-hal yang penting dari pengalaman Yahudi yang luar biasa namun di kemudian hari telah memakaikan memori itu dengan beberapa detail yang diingat dengan tak sempurna dan beberapa detail yang dipinjam tidak langsung dari waktu dan kondisi kemudian.
Kesimpulannya, masuknya Yusuf ke Mesir dapat ditanggali pada The Second Intermediate (c. 1674 – 1553 BCE), satu waktu ketika Mesir diatur Hyksos
KAPAN MUSA MEMASUKI MESIR?

Menempatkan Musa pada sejarah Bangsa Mesir masa lampau bukan sesuatu yang diperselisihkan seperti kasus Abraham. Bible scholar telah mencoba menemukan periode yang diduduki oleh Musa dalam sejarah dan telah menempatkannya pada berbagai titik pada Kerajaan Baru, dari Tuthmose II. (c. 1493 – 1479 BCE) ke Merenptah (c. 1212 – 1202 BCE). Menurut Dictionary Of Proper Names And Places In The Bible, di bawah “Musa”:

Moses career unfolds ca. 1250, the date generally accepted for the Exodus.

Dengan cara yang sama, the Encyclopaedia Judaica mendeskripsikan Musa sebagai seorang:

 … leader, prophet, and lawgiver (first half of the 13th century BCE) 

Pewaktuan ini didukung oleh The Universal Jewish Encyclopedia yang berkata:

The period during which Moses apparently lived was the third or fourth quarter of the 13th cent. BCE; accordingly, Ramses II or Merneptah was the Pharaoh of the Exodus. 

Pewaktuan serupa didukung oleh The Lion Handbook To The Bible, New Bible Dictionary, The Eerdmans Bible Dictionary, Harper’s Bible Dictionary, Encyclopedia Of The Bible, The Interpreter’s Dictionary Of The Bible and The International Standard Bible Encyclopedia.  Scholar seperti Pierre Montet, Kenneth Kitchen dan J. K. Hoffmeier juga menempatkan Musa pada  Periode the New Kingdom.
Intinya, masuknya Yusuf ke dalam Mesir terjadi sebelum penguasa Mesir disebut Firaun. Penggunaan Malik (Raja) lebih tepat daripada Firaun oleh Qur’an melambangkan ketepatan sejarah dengan data yang ada pada kita. Sedangkan menyebut Firaun sebagai seorang penguasa pada saat Yusuf di Kejadian 41 (dan lebih banyak lagi pada masa Abraham di Kejadian 12!) adalah sebuah kesalahan yang bertentangan dengan Sejarah. Dalam kasus Musa, kebanyakan scholar menetapkan peristiwa penindasan dan eksodus pada Periode New Kingdom pada masa Merneptah dan Ramses.
Kesimpulan
Dengan data yang ada pada kita saat ini dari Egyptology, penyebutan Malik (raja) pada masa Yusuf dan Firaun pada masa Musa dalam Quran adalah mengagumkan, amat akurat. Penulis bibel yang menggunakan istilah Firaun pada masa Abraham, Yusuf untuk penguasa Mesir adalah sebuah anakronisme.
terjemahan bebas dari http://www.islamic-awareness.org/Quran/Contrad/External/josephdetail.html
taken from my post at http://myquran.org/forum/index.php/topic,33149.msg864598.html#msg864598

Tidak ada komentar:

Posting Komentar