4.3.12

Antara Ibrahim, Abraham Dan Brahma

Beberapa dokumen menunjukkan bahwa Ibrahim atau Abraham atau Brahma adalah satu orangnya. Dalam waktu-waktu yang berbeda, orang-orang Arya yang terbagi ke dalam beberapa kelompok, datang dari Ur, Mesopotamia, dan karena peredaran jaman maka penduduk penduduk Ur – Urian – menjadi terkenal dengan istilah Arya. Ur adalah wilayah Mesopotamia yang merupakan pusat peradaban, terkenal di dalam sejarah (lihat Chester G. Starr, A History of the Ancient World, hal, 29).
Nuh dan Mesopotamia
Nuh adalah datuk kesepuluh dari Ibrahim (yang dikenal pula sebagai Manu dalam kitab-kitab suci orang India), adalah penduduk asli daerah Mesopotamia. Cerita-cerita tentang Nuh, banjir besar dan pembuatan bahtera terdapat dalam berbagai kitab kuno termasuk kitab suci Al Quran (seperti Surat Hud dan Mu’minun) juga Bible (Kejadian Pasal 6,7,8) dan ada di Mahabharata Bab 3/187 juga di Shata Phata Brahman (Ayat 1-8-1: 1-6). Seusai banjir besar, keturunan dan pengikut Nuh memencar ke berbagai penjuru.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan Abu Hurairah menjelaskan bahwa bangsa Romawi adalah turunan Sem, anak Nuh (Hujajul Kiramah, hal. 437), dan orang Rusia adalah keturunan Jafet (lihat Kejadian 10:2 dan Yehezkiel 38:2,3). Banjir Nuh adalah peristiwa dahsyat dan mengerikan bagi bangsa di Mesopotamia. Chester Starr menulis, “Suatu hikayat melukiskan dewa-dewa marah tersebab keingkaran manusia dan mengirimkan banjir” (A History of the Ancient World, halaman 40).
 Sem, anak Nuh, mempunyai anak-anak bernama Assyur dan Yafet; sedangkan anaknya yang lain mempunyai anak bernama Jawan (Kejadian 10:2,22). Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan di sekitar Mesopotamia yang dinamai dengan nama-nama mereka masing-masing. Adiparba Bab 85 dan Bonaparba Bab 51 dari Mahabharata berisi cerita tentang kerajaan rakyat Jawan ini. Orang-orang Assyiria sangat menindas, semua suku dan kawasan diliputi kengerian karenanya (lihat John V.D. Shourtworth, The History of the World, halaman 28-30). Penduduk Ur sangat sering diserang bangsa Assyiria oleh karenanya mereka mulai memandang rendah dan tidak menghargai mereka. Makanya orang Hindu Arya sangat memusuhi Assyur (lihat Rigweda Samhita hal. 28 dan 72 terj. Ramesh Chandra Batta). Peperangan antara Deva dan Assyur terdapat dalam Mahabharata Bab 222, Bonaparba. Pada waktu itu masyarakat kesukuan itu selalu dalam peperangan satu sama lain. Suku-suku yang kuat memeras suku-suku yang lemah dan merampok kekayaan mereka. Orang-orang Arya India menyebut mereka sebagai “Zavan“, sebagaimana orang di Bangladesh, serangan perampok disebut Harmad (Armada). Inilah mungkin akibat dari serangan dari Zavan (Jawan) keturunan Nuh yang menyerang beberapa kali rakyat Ur, seperti yang dilakukan Armada.
Oleh karenanya bangsa Yunani (jaman Aleksander Agung) dan Muslim disebut bangsa Arya India sebagai julukan Zavan.
 Negeri banyak tuhan
Leonard Wooley dalam bukunya Abraham mengemukakan bahwa Ibrahim hidup 2100 SM. Ayah beliau adalah seorang pejabat tinggi dan bangsawan di pemerintahan Ur. Rakyat Ur umumnya dibagi tiga golongan; Amilu, Miskine dan Ardu. Amilu merupakan bangsawan, Miskine hidup sebagai petani dan pengusaha sebagaimana Waisya. Sedangkan orang Ardu adalah semacam budak atau Sudra. Orang-orang Ur memiliki 5000 dewa. Setiap kota memiliki dewa yang khusus. Nama dewa dari ibukota Ur adalah Nannar (dewa bulan) yang memiliki tanda bulan sabit di kepalanya. Patungnya terletak di atas bukit dekat kota didampingi oleh dewi Nanggul atau Parbati, isterinya. Demikian pula dewa kota Larsa disebut Shamash (dewa matahari). Demikian pula ada dewa-dewa bintang-bintang.
Jewish Encyclopaedia menyebutkan bahwa bangsa Ur adalah pengabdi setia matahari, bulan dan bintang- bintang. Dalam Al-Quran menunjukkan bahwa kaum Ibrahim adalah penyembah bulan, matahari dan bintang-bintang. Demikian pula dicatat dalam Upanishad yang mencatat ucapan Ibrahim, “na tatra surya bhati no chandra tarakang” (matahari tidak, bulan pun tidak sebagaimana tidaknya bintang-bintang menjadi mazhar sebenar dari Tuhan) [Mondok Upanisad 2/2/15 dan Shetasshatara Upanisad 6/14].
 Menurut etimologi kata Mesopotamia berarti wilayah yang dibatasi dua sungai. Daerah kediaman bangsa Arya belakangan dinamai nama-nama sungai. Contohnya “Sind” dari kata “Sapta Shindu” dan Punjab dari “Panchaab” yang artinya lima sungai. Di daerah ini dewa yang disembah sangat banyak. Yang terbesar adalah “An” yang artinya langit (A History of Ancient World, hal. 38). Selama perubahan jaman, nama dewa ini menjadi “Indra”. The Cambridge History of India menunjukkan kesamaan antara orang Arya di India dengan Mesopotamia, dan menulis, “Di sini terdapat banyak keterangan tentang orang Mitaani di Barat Laut Mesopotamia dan pangeran-pangerannya memakai nama Artatama, Tusratta dan Suttana yang tak salah lagi mempunyai bentuk Arya. Nama-nama seperti Surjas (matahari) dan Mrytas kelihatan mirip dengan Surya dan Marutas (angin). Sedangkan “Simalia” (ratu salju pegunungan) sulit dipisahkan dari nama baris pegunungan besar Himalaya dan dari kata salju bahasa orang Iran yaitu “Zina”.
 Di perpustakaan Assurbanipal (sekitar 7,000 SM) ditemukan daftar dewa-dewa yang disembah di berbagai kuil Asyiria, di mana terdapat nama Assara Mazas, terletak tepat sebelum tujuh malaikat suci dan tujuh roh jahat. Kombinasi dari kata-kata itu sukar menghilangkan keraguan bahwa kita berhadapan dengan dewa utama Zoroaster, Ahura Mazda (Vol. I, edited by F.J. Rapson, hal. 67-68). Keterangan ini juga menunjukkan bahwa tanah leluhur kedua bangsa Arya di Iran dan India. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Bangsa Iran/Persia adalah keturunan Ibrahim As (Kanzul Ummal VI/215).
Persamaan asal dan artikata
Sambil memperhatikan kata yang senada dan searti dari Weda dan Avesta, D. Sahidullah mengatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwa agama tertua dari orang- orang Arya di Iran dan India adalah sama.
Weda Avesta
Asshur Asshura
Mitra Mithra
Indra Indra atau Andra
Zam (Yam) Yim
Apoo Apu
Bayu Boyu
Dev Da-eb (Deo)
Manyu Mainyu
Kedua sekte bangsa Arya ini berselisih dan saling menghina pemimpin-pemimpin musuh mereka. Orang Arya Hindu mengubah “Ahura” menjadi “Asshura” untuk merendahkan derajatnya dan sebaliknya, orang Arya- Iran mengejak Dev menjadi Deo (Demon). Baik Deo maupun Asshura keduanya dari pribadi yang sama (Mahabharata, Adiparba ayat 65).
Ismail, anak sulung Ibrahim menurunkan bangsa Arab. Ishaq menurunkan bangsa Yahudi/Israel dan Iran. Zimran, Jakshan, Wedan, Midian, Ishbak dan Shuah adalah datuk dari orang-orang Arya yang di Iran dan India dan juga datuk-datuk bangsa-bangsa timur. Ibrahim memerintahkan mereka ke negeri-negeri sebelah timur untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau (Kejadian 25:1-6). Dengan demikian menyempurnakan janji Tuhan (Kejadian 17:5). Keenam anak Ibrahim ini disebut dalam Mahabharata dengan nama-nama yang berbeda- beda. Mereka dianggap sebagai anak-anak rohani dari Brahma (Adiparba, Bab 65). Perlu dicatat bahwa meskipun orang Arya berasal dari Ur, tapi bangsa- bangsa timur adalah keturunan rohani dari Abraham/Brahma. Mereka dianggap demikian karena mempercayai ajaran dan wahyu yang disampaikan dari mulut beliau. Maka secara kiasan mereka dikatakan diciptakan dari mulut Brahma.
Ziarah
Sehubungan dengan ziarah, di dalam Mahabharata disebutkan bahwa Brahma, bapak dari manusia, melakukan suatu upacara pengorbanan di suatu bukit dan mendirikan sebuah Brahmashala (Rumah Tuhan) di sana (Banaparba 87). Adalah kewajiban para peziarah untuk mengelilingi altar yang dibangun Brahma (Bab 84). Ada sebuah sumur yang terkenal di tiga dunia (Do). Mandi di sana setelah bercukur adalah suatu perbuatan bajik (Do – 82). Bukankah pengorbanan Brahma ini, Brahmashala, kebiasaan berkeliling (pada altar), sumur termasyhur, perbuatan bercukur dan lain-lain mengingatkan kita pada tradisi Ibrahim seperti Ka’bah, tawaf, zamzam dan ihram pada waktu haji atau umrah? Seorang yang berhaji harus memakai pakaian suci tak berjahit sebagaimana kaum Brahma. Berkeliling tujuh kali ada pula di dalam berbagai upacara keagamaan Hindu.
Banyak orang Brahma dulu mengatakan bahwa mereka telah mengunjungi Mukha Ishwar Asram (Rumah Tuhan di Makkah) dan berkunjung ke berbagai tempat suci lainnya (Comparative Religion, hal. 542) Ramsankar Misra dalam terjemahan Mahabharata Hindi menulis bahwa Shiva Brahmin pergi ke Arabia untuk mengadakan pemujaan (hal. 35). Dan orang Hindu percaya bahwa Mahadev tertawan di Kaaba-Makka dan akan dibebaskan bila pembasuhan (untuk mensucikan diri) telah dilakukan dengan cara tertentu (Ashastriya Purana, Dr. Suniti Kumar Chatterjee, telah berbicara mengenai Shiva Mokkeswar ini).
 Api
Dalam Upanisad diceritakan bahwa “Api bahkan tak dapat menyentuh rambut sang Brahma” (Keno – Upanisad 305/6). Cara pengorbanan kuno dengan bakaran altar sudah ada di leluhur mereka Mesopotamia (Kejadian 8:20), penyaliban bagi pencuri (Adiparba, bab 63 – Mahabharata). Adat penghamilan perempuan oleh “debar”nya (adik suami) sudah umum di dalam sekte- sekte lain (Anushashanparba 8, Deutoronomi 25:5). Bibel juga menyebutkan tombak bermata tiga (I Samuel 2:13, Kitab I Tawarich 28:17) Penggunaannya bukan tidak diketahui oleh bangsa Arya. Menurut Bibel daerah luas yang terhampar antara Ethiopia (Kush) sampai Hind terbagi atas 127 provinsi (Ester 1:1). Kita mengenal raja bernama Nohush atau Nahash (lihat Mahabharata, Adiparba 75 bandingkan dengan I Samuel 11:1-11). Dr. Khrisna Mohan Banarjee menerangkan bahwa Baol, Raja Babilonia dan Bol dari Voda, dan Asshur dari Assyiria dan Ashura adalah sama (Introduction of the Rigweda, Bab I & II dan Aryan Witness).
 Diciptakan pertama kali
Orang Hindu menganggap Brahma adalah makhluk pertama yang tercipta. Lalu bagaimana dengan Ibrahim yang lahir 4,000 tahun lalu? Jawabannya bahwa Ibrahim diberi kedudukan utama dari segala makhluk. Mahabharata mengatakan: Narayana menciptakan Brahma dan menetapkan bahwa ia akan menjadi penghulu manusia (Shantiparba, Bab 339) Coba perhatikan Kejadian 12:3 atau Al-Baqoroh 25. Bahkan Manu, di mana istilah manusya berasal dikatakan diciptakan jauh kemudian setelah Brahma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar